Saturday Forum: Menilik Lebih Dekat Studi Living Qur’an
- 1 Agustus 2023
- Masjid Suciati Saliman
- Berita
- 163 views
Pada Sabtu 20 Mei 2023, untuk pertama kalinya Saturday Forum diadakan di Masjid Suciati Saliman. Salah satu program yang merupakan buah dari inisiasi Pondok Pesantren Suciati Saliman. Acara ini pun mengundang perhatian banyak partisipan dari berbagai kalangan. Mayoritas dari mereka adalah mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari beberapa universitas seperti Sekolah Tinggi Sunan Pandanaran, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, dan UIN Sunan Kalijaga.
Mengusung tema “Studi Al-Qur’an dan Penerimaan Masyarakat”, membuat para partisipan begitu antusias menyimak pemaparan dalam forum ini. Salah satu pencetus kajian living Qur’an bapak Ahmad Rafiq, Ph.D., juga turut membersamai para partisipan kali ini. Tak hanya itu, kehadiran Ustaz Achmad Fathurrohman Rustandi (Pengasuh Pondok Pesantren Suciati Saliman) sebagai moderator pada “Grand Opening Saturday Forum” juga membuat acara ini semakin hangat.
Saturday Forum adalah forum diskusi intelektual santri untuk mempresentasikan kajian atau hal yang diminati secara ilmiah. Masjid Suciati Saliman dan Pondok Pesantren Suciati Saliman tidak hanya berfokus pada pendalaman ilmu agama secara klasikal tetapi juga secara modern. Melalui forum ini diharapkan santri yang merupakan generasi penerus bangsa dan agama tidak hanya kuat secara spiritual tetapi juga intelektual.
Bapak Ahmad Rafiq, Ph.D., dipilih menjadi pemateri dalam pembukaan Saturday Forum karena keahlian beliau dalam bidang Al-Qur’an. Beliau dikenal sebagai ahli living Qur’an dan salah satu pencetus kajian living Qur’an di Indonesia. Beliau menempuh pendidikan di bidang Tafsir Hadis pada 1997 untuk jenjang strata 1 dan Filsafat Agama pada 2003 untuk jenjang magister. Beliau memperoleh kedua gelar tersebut di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Setelah itu, beliau melanjutkan studi doktoral di Temple University pada 2014.
Fokus studi beliau di Temple University menghasilkan pemikiran tentang resepsi Al-Qur’an dengan disertasi yang berjudul “The Reception of the Qur’an in Indonesia: a Case Study of the Place of the Qur’an in a non-Arabic Speaking Community” pada 2014. Saat ini, beliau menjabat sebagai Kepala Program Studi S3 Sekolah Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian beliau kerap kali dikaji oleh para akademisi maupun non akademisi karena kekayaan dan originalitasnya. Hal inilah yang menjadi alasan utama dalam pemilihan tema Grand Opening Saturday Forum kali ini. Selain itu beliau sejak kecil adalah santri yang aktif baik itu dalam pembelajaran kitab-kitab klasik dan modern maupun studi Al-Qur’an.
Pada awal forum beliau menyampaikan tentang sejarah beberapa pemikiran yang dicetuskan oleh ulama dan peneliti barat yang telah menjadi salah satu rujukan beliau dalam mencetuskan pemikiran, seperti Mohammed Arkoun serta Jalaluddin As-Suyuthi dalam Itqan fi Ulum Al-Qur’an. Beliau membuka diskusi dengan pertanyaan dari konsep ta’rif, yaitu apakah perlu pendefinisian Al-Qur’an dalam mendiskusikan Al-Qur’an? Jalaluddin As-Suyuthi dalam kitabnya tidak pernah memberi definisi kepada Al-Qur’an padahal Itqan fi Ulum Al-Qur’an adalah salah satu kitab rujukan utama dalam tafsir Al-Qur’an. Jalaluddin As-Suyuthi lebih menjelaskan kitab secara historis seperti sejarah awal, proses turun, transmisi Al-Qur’an dan lainnya. Tetapi isi kitab tersebut belum dapat disebut sebagai tarikh.
Bapak Ahmad Rafiq berpendapat bahwa semua definisi Al-Quran bukan hanya tentang Al-Quran tetapi mencakup respon pembaca, yaitu orang yang beriman terhadap Al-Qur’an. Hal ini beliau istilahkan sebagai resepsi. Menurut Az-Zarqani Al-Qur’an adalah kalamullah setelah menyimpulkan dari berbagai pendapat. Kalamullah tersebut hampir menyerupai definisi dari Al-Qur’an walaupun tidak sepenuhnya.
Respon ini terbagi menjadi beberapa bagian yaitu geologis, sosiologis, dan teologis. Respon geologis adalah meyakini Al-Qur’an sebagai kalam Allah SWT. persis seperti Nabi. Respon sosiologis adalah Al-Qur’an diturunkan secara mutawatir. Sedangkan, pada respon teologis yaitu melihat secara audiens seperti yang dilakukan oleh Salman Al-Farisi yang menerjemahkan Al-Qur’an dalam bahasa Persia. Para penghafal Al-Qur’an zaman dahulu menggunakan metode talaqqi karena mushaf Al-Qur’an hadir pada saat terakhir.
Berdasarkan perkembangan fase pembentukan dengan cara resepsi dan penerimaan sejak dahulu sampai sekarang dibagi menjadi dua bagian, yaitu korpus tertutup dan korpus terbuka. Korpus tertutup memandang Al-Qur’an sesuai dengan mushaf dan terbatas, sedangkan korpus terbuka melihat Al-Qur’an dari berbagai sisi dan lebih bervariasi seperti akademisi, spiritual, dan lainnya. Selain resepsi, beliau juga menjelaskan tentang local leader yaitu perantara yang melakukan penyebaran dan perubahan ilmu serta syariat agama menjadi budaya. Penyebaran agama Islam ini telah terjadi dimulai dari Nabi kepada para sahabat kemudian pada para tabiin dan seterusnya hingga sampai kepada local leader. Local leader dapat berupa ulama, tokoh penting, atau seseorang yang memiliki kekuatan menyebarkan dan menanamkan pemahaman agama menjadi tradisi.
Dari studi living qur’an beliau mengutip pembelajaran yang dapat diambil yaitu “memahami keutuhan orang lain sebelum menilai orang lain.” Hal ini dimaksudkan sebagai etika peneliti dalam mempertanyakan pendapat orang lain dan melihat dari sisi yang berbeda. Seperti jika ada yang salah dalam pemikiran orang tersebut, perlu dilihat beberapa faktor di antaranya; hal apa yang membuat dia berpikir seperti itu? Proses belajar seperti apa yang dia lakukan sehingga pemikiran tersebut muncul? Serta di mana orang tersebut mempelajari hal tersebut?
Selama memaparkan pikiran dalam forum, beliau juga menyelingi dengan candaan sehingga forum terasa lebih menyenangkan. Setelah penyampaian materi oleh bapak Ahmad Rofiq, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Alhamdulillah acara Grand Opening Saturday Forum berlangsung dengan hikmat dan lancar. Acara pun ditutup dengan sesi foto bersama seluruh partisipan dan panitia. Semoga Grand Opening Saturday Forum ini mampu menjadi langkah awal dalam konsistensi pengembangan ranah keilmuan di lingkungan Masjid Suciati Saliman Yogyakarta dan Pondok Pesantren Suciati Saliman.
Penulis: Faqiha Mita Afifah
Editor: Rahmanda Mutia Primardani
Copyright 2024, All Rights Reserved
Leave Your Comments