Memahami Takdir Allah SWT: Kitab “al-‘Aqidah al-Thahawiyyah”
- 18 Agustus 2023
- Masjid Suciati Saliman
- Akidah
- 132 views
Ditulis oleh: Mardliyatun Nahdliyah Putri
Pada Rabu 1 Desember 2021, penulis berkesempatan mengikuti kajian Tauhid Kitab al-‘Aqidah al-Thahawiyyah di Masjid Suciati Saliman. Bersama Ustadz Achmad Fathurrohman, kajian kali ini mengulas tentang bagaimana kita memahami takdir Allah SWT. Pembahasan tentang takdir tidak jarang diminati khalayak, khususnya di usia remaja menuju dewasa yang cenderung mencari jati diri. Allah menciptakan seluruh makhluk berdasarkan pengetahuan-Nya yang bersifat asali dan abadi. Artinya, seluruh hal yang sedang, akan, telah, dan tidak dikerjakan pasti diketahui Allah SWT. Bahkan sebelum makhluk diciptakan, Allah SWT mengetahui apa yang akan terjadi kepada seluruh makhluknya.
Pengetahuan manusia berbeda dengan pengetahuan Allah SWT. Pengetahuan manusia bermula dari ketidaktahuan, sedangkan pengetahuan Allah SWT kekal tanpa ada permulaan dan abadi tanpa ada akhir. Apabila pengetahuan Allah SWT memiliki permulaan maka hal tersebut mengindikasikan bahwa Allah masih berada dalam dimensi ruang dan waktu. Padahal sejatinya Allah SWT tidak membutuhkan waktu untuk ada, karena Allah SWT sudah ada sebelum waktu itu ada. Itulah perbedaanya dengan makhluk yang membutuhkan dimensi ruang dan waktu untuk hidup.
Ustadz Fathurrohman juga menyampaikan bahwa penciptaan makhluk secara kebetulan merupakan hal yang mustahil bagi Allah SWT dikarenakan Allah SWT mengetahui seluruh hal yang berkaitan dengan ciptaan-Nya. Pengetahuan Allah SWT tidak terbatas dan tidak bersandar pada apapun, sehingga Allah SWT mengetahui seluruhnya. Allah mengetahui kapan makhluk itu ada dan binasa, termasuk kebahagiaan dan penderitaan yang sedang, akan dan telah dialami makhluk-Nya. Segala benda yang ada di lautan, benda yang tenggelam dalam kegelapan, sesuatu yang terlintas dalam pikiran, bahkan niat yang tersembunyi di dalam hati sekalipun diketahui Allah SWT. Oleh karena itu, hendaknya kita menjaga prasangka dan pikiran kita dari hal-hal yang negatif. Segala hal yang tampak, samar, dan yang terlintas di dalam pikiran akan dihisab.
Penjelasan dilanjutkan oleh Ustadz Fathurrohman dengan sebuah pertanyaan, “Apakah hal buruk yang masih ada di dalam pikiran artinya kita tidak akan disiksa?” Beliau melanjutkan keterangan dengan mengatakan, “Iya, tetapi pasti akan dihisab.” Siksaan terhadap makhluk merupakan hak Allah SWT. Perilaku buruk itu berawal dari pikiran yang buruk, sehingga jika tidak ingin berperilaku buruk, maka jangan pernah memelihara pikiran buruk. Segala bentuk pikiran negatif akan mengendap dalam alam bawah sadar dan akan mempengaruhi ucapan. Sedangkan ucapan seseorang merupakan cerminan atas apa yang dipikirkan. Ustadz Fathurrohman menekankan bahwa apabila kita mengonsumsi keburukan, maka sangat mungkin keburukan akan dilakukan.
Segala sesuatu telah Allah ciptakan dengan proporsi yang seharusnya. Allah telah menentukan takdir seluruh ciptaan-Nya. Sebagaimana yang diyakini Ahlussunnah wal Jama’ah, bahwa manusia yang berada di dalam kandungan berusia empat bulan telah diberi ruh, kemudian ditulis mengenai rezekinya sekaligus bahagia maupun deritanya. Setelah menentukan takdir, Allah SWT menentukan ajalnya. Tidak ada hal yang luput dari genggaman Allah SWT dan tidak ada negosiasi akan segala hal yang telah ditetapkan. Ahlussunnah wal Jama’ah meyakini bahwa rukun iman yang keenam adalah percaya pada qada dan qadar. Apabila seseorang tidak percaya pada takdir, maka keimanannya tidak sempurna. Allah yang menciptakan segala sesuatu dan menetapkan sifat dasarnya sesuai dengan rancangan-Nya.
Allah menciptakan segala sesuatu lalu menetapkan takdir yang tepat, tidak akan meleset sedikitpun. Apapun yang ada di alam semesta ini, lebih besar dari semesta, lebih kecil dari proton dan elektron dalam atom. Takdir seluruhnya ditentukan oleh Allah. Virus yang sempat merajalela, walaupun penyebabnya direkayasa atau tidak (wallahua’lam) yang jelas Allah yang menghendaki terjadi atau tidaknya hal tersebut. Apabila Allah SWT tidak menghendaki maka tidak akan pernah terjadi. Takdir ini termasuk diskursus yang unik dalam kajian islam. Kita percaya bahwa Allah memiliki kekuasaan dan kehendak. Tetapi dalam akidah Ahlussunnah wal jama’ah perlu diketahui bahwa kita diberi oleh Allah SWT. kecondongan, potensi untuk melakukan sesuatu.
Allah SWT memiliki qudrah dan iradah, kontrol penuh atas makhluk adalah benar, akan tetapi kita meyakini bahwa manusia dianugerahi berbagai potensi untuk bisa melakukan banyak hal. Kita tidak percaya jabariyah/fatalisme (pasif) yang menganggap bahwa manusia ini seperti robot yang dipaksa atau digerakkan oleh yang memegang remot, karena ia tidak memiliki kehendak apapun. Sedangkan, mu’tazilah meyakini bahwa manusia memiliki kehendak yang sebebas-bebasnya, apapun yang dilakukan manusia merupakan tanggung jawabnya. Misalnya membunuh, perilaku ini pun adalah tanggung jawab manusia, Allah tidak ikut campur atas apa yang dilakukan makhluk. Kita bukan mu’tazilah dan jabariyah, tetapi kita ditengah-tengah yaitu Ahlussunnah.
Ibarat kita berada di dalam kotak, kotak tersebut adalah batas qudrah dan iradah Allah SWT. Kehendak, keinginan dan potensi kita berada dalam kotak, tidak akan mungkin melampaui qudrah dan iradah Allah. Seluruhnya terjadi berkat kehendak Allah SWT, tetapi kita tidak bisa mengatakan bahwa jika kita mencuri itu kehendak Allah SWT, jelas konsepnya bukan seperti itu. Manusia akan tetap dihisab dan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan. Untuk apa kita beribadah jika surga dan neraka sudah Allah siapkan? Manusia tidak akan pernah tahu apakah di akhir hayat akan merasa bahagia atau sebaliknya. Karena keterbatasan inilah kita diminta untuk berikhtiar oleh Allah SWT. Bisa jadi Allah memberi reward atas apa yang kita upayakan, jadi jangan pernah putus asa. Berikhtiarlah dan serahkan kepada Allah SWT. Tidak ada peristiwa yang tidak diketahui Allah SWT hanya saja kita diperintahkan untuk berupaya seoptimal mungkin dan menyerahkan hasilnya pada Allah SWT.
Penyunting: Rahmanda Mutia Primardani
Copyright 2024, All Rights Reserved
Leave Your Comments