Announcements:

Selapanan Maulidurrasul sebagai Wujud Mahabbah kepada Kekasih Allah

Ditulis oleh: Ahmad Zaki Fadlur Rohman

Sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim, membuat Indonesia kaya akan khazanah kebudayaan Islam. Salah satunya dapat dilihat dari tradisi sholawatan. Tradisi ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Muslim di Indonesia. Sholawatan adalah istilah yang digunakan untuk menyebut zikir atau pujian yang ditujukan kepada Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Tradisi ini diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi dan menjadi momen penting dalam kehidupan umat Muslim di Indonesia dan sekitarnya. Terutama yang tergabung dalam komunitas. Acara ini biasanya dilaksanakan di masjid, salah satunya di Masjid Suciati Saliman

Masjid Suciati Saliman melestarikan tradisi sholawatan sebagai wujud syukur kepada Allah Swt. dan kecintaan kepada Nabi Muhammad Saw. Masjid Suciati Saliman rutin menggelar acara Selapanan Maulidurrasul Saw. dengan rangkaian Kajian Tafsir al-Qur’an. Tradisi ini merupakan wadah bagi jemaah untuk mengekspresikan rasa cinta kepada Kekasih yang Agung, yakni Baginda Nabi Muhammad Saw.

Selapanan Maulidurrasul rutin dilaksanakan setiap selapan sekali atau 35 hari, tepatnya pada Jumat kliwon. Waktu pelaksanaannya malam hari ba’da Isya di aula Masjid Suciati Saliman dan terbuka untuk umum. Rutinan ini biasanya dihadiri oleh Al Habib Umar Zaky bin Abu Bakar Assegaf, Al Habib Sholeh bin Abdurrahman Al Jufri, dan habib-habib lainnya. 

Malam pelaksanaan selapanan, para jemaah biasanya berkumpul di aula dengan kapasitas besar. Suasana selalu hangat dan nyaman karena panitia mempersiapkan yang terbaik untuk para jemaah. Karpet merah melapisi lantai dan lampu-lampu gantung yang memancarkan cahaya lembut menambah kesyahduan acara ini. Kondisi yang menenangkan dengan lantunan sholawat ditambah fasilitas, seperti AC menjadikan ruangan terasa sejuk, meskipun di luar panas dan bising karena suara kendaraan. Seluruh jemaah terlihat serius dan penuh perhatian meskipun memiliki usia dan latar belakang yang berbeda.

Al Habib Umar Zaky bin Abu Bakar Assegaf, Al Habib Sholeh bin Abdurrahman Al Jufri, KH. Elfa Agus Maghfuroni, dan rombongan vokalis hadroh biasanya membersamai jemaah. Mereka duduk di panggung yang beralaskan permadani, mengenakan pakaian khas dengan kopiah putih yang merepresentasikan kesucian hati dan kebersihan jiwa. 

Suasana di dalam masjid terasa hangat, tidak hanya dari cahaya lampu dan tatapan penuh khidmat, tetapi juga dari ikatan ukhuah di antara para hadirin. Setelah KH. Elfa Agus Maghfuroni membuka acara dengan bacaan Ummul Kitab, tak lupa di awal acara Habib Umar Zaky mengajak jemaah agar terus memperbanyak sholawat. 

Suasana semakin hening saat Habib Umar Zaky memulai rangkaian sholawat Simthud Durar. Beliau melantunkan sholawat dengan suara khasnya yang menggelegar dan penuh penghayatan, menggambarkan betapa besar kasih sayang dan rasa cinta kepada Rasulullah Saw. Jemaah pun menundukkan kepala sembari melantunkan sholawat. Lantunan ini menyatu dalam harmoni spiritual yang mengalir di ruang masjid.

Beliau, Habib Umar Zaky selalu berpesan, dengan memperbanyak sholawat insyaallah kehidupan kita akan selalu tercukupi, semua hajat kita akan diijabah, dan dosa-dosa kita akan diampuni oleh Allah Swt. “Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia ketika kita hadir di masjid ini, menghabiskan waktu dan membasahi lisan dengan bersholawat. Duduknya kita di masjid ini setiap detiknya akan menjadi sebab turunya keberkahan dari Allah Swt.” Petuah Habib Umar Zaky sebagai penutup sambutannya.

Al Habib Sholeh bin Abdurrahman Al Jufri juga memberikan tausiah singkat tentang beberapa amalan-amalan di bulan Muharram. Sama halnya dengan Habib Umar Zaki, beliau juga berpesan kepada jemaah akan pentingnya sholawat dalam kehidupan sehari-hari. Tak lupa juga mengingatkan kepada jemaah untuk selalu mengingat Allah Swt. dan Nabi-Nya dalam segala hal. 

Usai rangkaian acara selesai, jemaah meninggalkan masjid dengan hati yang tenang dan penuh keberkahan. Terlihat erat rasa persatuan dan kebersamaan setiap kali kegiatan selapanan dilaksanakan. Karena kegiatan Selapanan Maulidurrasul Saw. di Masjid Suciati Saliman bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga menjadi wadah untuk mempererat tali ukhuah dan memperkokoh iman serta kecintaan kepada Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Setiap kali sholawat dilantunkan tidak hanya menjadi doa, tetapi juga menjadi ungkapan cinta dan kasih sayang yang mendalam kepada Junjungan Umat Islam.

Penyunting : Mauliya Redyan Nurjannah

Penyelaras Aksara : Ayu Festian Larasati

Leave Your Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *