Announcements:

LGBT Makin Meresahkan Tidak Sesederhana yang Dibayangkan

Ditulis oleh: Faqiha Mita Afifa

Baru-baru ini tengah ramai isu Rusia merilis undang-undang anti-LGBT dan operasi ganti jenis kelamin. Perilaku tersebut dianggap sebagai bentuk satanisme murni dan salah satu ajaran Barat yang harus dihilangkan.1 LGBT sering kali dikaitkan dengan fungsi HAM, yang mana pilihan menjadi diri sendiri termasuk arah seksual adalah hak setiap manusia. Jargon yang sering digunakan pendukung LGBT, seperti love is human right, love is love, dan lainnya. Hal ini bermakna cinta tetaplah cinta bagaimanapun individu memaknai dan mengekspresikan perasaan tersebut. Hal ini tentu menarik untuk dibahas.

Secara definisi, istilah gender merujuk pada prototipe sosial yang melekat pada individu. Saat ini gerakan LGBT semakin masif, terbukti dengan banyaknya aksi transgender yang tersebar di berbagai platform media sosial. Melalui pembentukan komunitas, tampaknya aksi transgender di ranah publik semakin menjadi-jadi. Dalam banyak kegiatan, aktivis LGBT semakin lantang bersuara, terutama di area yang sifatnya masih tertutup. Seperti kasus band indie-pop The 1975 di Malaysia. Konser yang diadakan diboikot karena adanya aksi sesama gender berciuman yaitu vokalis dengan pemain bass.2

Para LGBT juga biasanya mengenakan pakaian yang tidak pantas. Lebih parahnya, salah satu wilayah yang ada di Berlin, tepatnya di Schöneberg telah merencanakan pembukaan daycare dengan  staf  pengajar dari kalangan LGBT.3 Hal ini juga didukung dengan munculnya akun media sosial seperti “Queer & Club Kid” di Paris dan berbagai festival yang digelar di banyak negara. Kegiatan tersebut dikenal dengan istilah pride festival.4

Tercatat sejak 2021 hingga 2023 pride festival ini telah diselenggarakan. Beberapa negara yang ikut berpartisipasi di antaranya: New York, Seoul, Madrid, Sao Paulo, San Francisco, Cologne, Toronto, London, Chicago, Roma, Paris, Berlin, Houston, Boston, Tokyo, Taipei, dan masih banyak lagi. Festival-festival tersebut telah menarik sejumlah massa dengan ratusan ribu bahkan jutaan orang untuk merayakan LGBT.5 Buku-buku anak dan remaja tentang LGBT mudah ditemui di berbagai e-commerce terutama di luar negeri. Bahkan beberapa surat kabar terkemuka dunia justru memberi rating pada buku anak LGBT yang direkomendasikan untuk dibaca.6

Perkembangan LGBT pun mengubah penamaanya menjadi “LGBTQIA2S+” merupakan istilah yang merujuk pada lesbi, gay, biseksual, transgender/gender ekspansif, queer/ questioning, intersex, aseksual, dan two-spirit.  Selain itu, terdapat istilah baru yang muncul dari dunia LGBT seperti transracial dan transable. Transracial merupakan istilah yang menggambarkan seseorang terlahir dalam sebuah ras atau etnis tertentu, tetapi mengidentifikasi dirinya sebagai ras lain. Contoh, ketika orang Cina merasa dirinya terlahir menjadi ras Afrika yang berkulit hitam. Sedangkan transable merupakan keinginan seseorang yang diidentifikasi berbadan sehat oleh orang lain untuk mengubah tubuhnya supaya terlihat cacat secara fisik. Contoh, salah satu wanita dengan kedua mata yang sehat secara sengaja menuangkan cairan hingga matanya buta karena merasa dirinya yang sesungguhnya adalah terlahir buta.7

Saat ini LGBT menargetkan ideologi anak-anak dan remaja. Komunitas LGBT membuat gerakan charity yang dialokasikan untuk operasi alat kelamin. Anak-anak merasa diterima dan dibujuk dengan iming-iming kebebasan menjadi diri sendiri. Banyak yayasan ataupun organisasi yang bergerak dalam hal tersebut, seperti LGBT foundation. Yayasan ini melayani segala bentuk kebutuhan individu untuk melakukan dan menemukan keyakinan gender pada dirinya termasuk operasi kelamin.8

Isu LGBT ini semakin meresahkan dengan berbagai kasus di lingkungan sekitar. Kasus yang terjadi di salah satu Sekolah Dasar yang berada di wilayah Middlesbrough tentang anak laki-laki usia 12 tahun, diusir oleh Komite Sekolah karena menggunakan kaos bertuliskan “Hanya ada dua gender di dunia”.9 Selain itu, terdapat berita salah seorang guru yang merasa keberatan dan melarang memanggil anak didik dengan sebutan boys and girls¸ tetapi lebih pada penyebutan netral, seperti kids, children, atau guys.10

Berita lainnya juga datang dari salah satu public figure yang berasal dari Indonesia yaitu Daniel Mananta. Ia menceritakan tentang sekolah anaknya yang memiliki tiga jenis toilet. Salah satunya adalah toilet tengah yang diperuntukan untuk gender netral.11 LGBT telah mengkampanyekan bahwa setiap manusia bebas memilih pronouns sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Mereka menganggap bahwa laki-laki tidak harus menggunakan “He” Begitupun perempuan tidak harus menggunakan “She” sebagai kata ganti nama panggilan. Pronouns yang sering digunakan yaitu they dan them.12

Kebebasan mengekspresikan atau mengkreasikan penyebutan untuk diri sendiri akhirnya berdampak pada perilaku mereka. Beberapa orang akan tersinggung apabila mereka dipanggil tidak sesuai dengan pronouns yang mereka yakini. Dalam sebuah pemberitaan, terdapat sekelompok gadis berteriak menunjukkan ketidaksukaan mereka ketika dipanggil dengan sebutan “ladies”. Istilah yang juga muncul  seperti non-binary atau genderqueer semakin aneh. Identitas non-binary ini menggambarkan individu yang tidak melihat dirinya sebagai laki-laki atau perempuan.  

Maraknya gaungan tentang LGBT membuat para orangtua merasa khawatir, khususnya umat Muslim dan Kristiani di Eropa maupun di Amerika. Salah satu demo yang telah dilakukan di kantor pusat Los Angeles Unified School District bertujuan untuk menolak LGBT menjadi bagian dari kurikulum pembelajaran.  “Leave Our Kids Alone” yang berarti jangan biarkan anak-anak kami sendirian dijadikan sebagai  tagline saat berdemonstrasi.13

Informasi di atas memberikan gambaran bahwa perkembangan LGBT sudah dalam tahap yang memprihatinkan. Beruntungnya, Indonesia adalah salah satu negara yang masih memegang norma sosial dan norma agama dengan baik. Meskipun demikian, hal tersebut tidak seharusnya membuat kita lengah dan menutup mata akan daruratnya isu LGBT saat ini. Selain pengaruh dari lingkungan, benteng utama dari LGBT adalah kontrol dan kesadaran diri. Setiap individu perlu menyaring interaksi sosial dan melakukan kegiatan positif. LGBT bukan lagi hal yang tabu untuk didiskusikan, semakin kita memahami akan semakin mudah untuk menghindarinya.

Referensi

(1)  Vernon, W. (2023, Januari 23). Rusia rilis Undang-Undang anti-LGBT-‘Kami akan pergi ke bawah tanah’. BBC News Indonesia. https://www.bbc.com/indonesia/dunia-64369592.

(2)  Mao, F. (2023, Juli 26). Band The 1975 tampil di Malaysia, komunitas LGBT marah pada aksi Matty Healy. BBC News Indonesia. https://www.bbc.com/indonesia/majalah-66304267

(3)  Queer. (2023, January 24). What kind of kindergarten is actually opening in Berlin. .https://queer.ge/en/Articles/Details/what-kind-of-kindergarten-is-actually-opening-in-berlin

(4)  Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_LGBT_events

(5)  Queer. (2023, January 24). What kind of kindergarten is actually opening in Berlin. .https://queer.ge/en/Articles/Details/what-kind-of-kindergarten-is-actually-opening-in-berlin

(6)  Giddings, C. (2023, Juni 1). 15 LGBTQ Books for Kids and Teens Recommended by Queer Librarians, Educators, and Independent Booksellers. https://www.nytimes.com/wirecutter/reviews/15-lgbtq-books-for-kids-and-teens/.

(7)  Pikles, K.( 2015, Oktober 1). Woman who dreamed about being blind had DRAIN CLEANER pored in her eyes by a sympathetic psychologist to fulfil her lifelong wish and now she’s never been happier. (https://www.dailymail.co.uk/health/article-3256029/Woman-dreamed-blind-DRAIN-CLEANER-poured-eyes-fulfil-lifelong-wish-says-happier-ever.html

(8)  LGBT Foundation. https://lgbt.foundation/smirnoff/surgery-and-transition

(9)  Farberov, S. (2023, Mei 1). Students claims he was sent home over shirt that said ‘there are only two genders’. https://nypost.com/2023/05/01/boy-says-he-was-sent-home-over-shirt-that-said-there-are-only-two-genders/

(10) Boyle, D. (2016, Agustus 2016). Teachers are told they can’t call students ‘boy and girls’ because it might be intensitive to transgender children. https://www.dailymail.co.uk/news/article-3744983/Teachers-told-t-call-students-boys-girls-insensitive-transgender-children.html

(11)  Priyambodo, A. (2023, Agustus 03). Daniel Mananta Bersyukur Cerita Soal Sekolah Internasional Dukung LGBT Viral: Jangan Sampai Merusak Moral Anak. https://www.suara.com/entertainment/2023/08/03/174649/daniel-mananta-bersyukur-cerita-soal-sekolah-internasional-dukung-lgbt-viral-jangan-sampai-merusak-moral-anak

(12)  R.Johnson, etc. (2021). What’s in a pronoun: Exploring gender pronouns as an organizational identity-safety cue among sexual and gender minorities. Journal of Experimental Social Psychology. Vol.97.

(13) Blume. H. (2023, Agustus 22). Crowd protest LGBTQ+ educational in Los Angeles; two arrested at LAUSD offices. https://www.latimes.com/california/story/2023-08-22/at-least-2-arrests-as-parents-rights-group-protests-during-la-school-board-meeting-lgbtq-polices

Proof Reader Faqiha Mita Afifa

Editor Mauliya Redyan Nurjannah

Share This:

Leave Your Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright 2024, All Rights Reserved