Teladan di Balik Pencarian Ilmu Seorang Santri di Pesantren
- 24 Juni 2024
- Masjid Suciati Saliman
- Nasihat Islam
- 203 views
Ditulis oleh: Salma Noor Fadhila
Apa yang terbesit di benak kita ketika mendengar kata “santri”? Pondok pesantren rasanya menjadi jawaban yang lazim. Dinamika serta fenomena di dalamnya mampu menciptakan rangkaian penuh makna. Makna-makna yang tercipta membentuk ikatan yang sangat istimewa melalui transfer ilmu pengetahuan oleh guru kepada santri. Sehingga santri, guru, dan ilmu menjadi tiga aspek yang berkesinambungan dan tak terpisahkan.
Betapa bahagianya seorang santri ketika mendapat kasih sayang dari guru dan teman seperjuangan. Kasih sayang yang terjalin membangun jiwa para santri, menumbuhkan rasa saling menghormati, dan membantu mereka melewati masa-masa sulit dalam proses belajar. Persaudaraan yang kokoh di pesantren menjadi kekuatan bagi mereka dalam menghadapi berbagai rintangan.
Santri dengan kerendahan hati disertai semangat yang membara menapaki jalan menuju cahaya ilmu. Jauh dari keriuhan dunia, santri mengabdikan diri untuk menimba ilmu dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Keteladanan yang mencerahkan jalan hidup seorang santri datang dari sosok guru. Keteladanan guru di pesantren menjadi kompas moral bagi para santri. Melalui sebuah teladan, santri belajar bagaimana menjadi pribadi yang berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan selalu berupaya melakukan kebaikan. Fenomena ini sudah tidak asing di pesantren.
Di balik tembok kokoh pesantren, terjalin simfoni indah antara santri, guru, dan ilmu. Simfoni indah ini akan terus mengalun, mencetak generasi muda yang cemerlang, siap berkontribusi untuk bangsa, dan membawa Indonesia menuju masa depan yang gemilang. Kasih sayang, keteladanan, dan pencarian ilmu pengetahuan adalah nilai-nilai yang abadi dan tak lekang waktu. Hal ini dapat membentuk karakter dan kepribadian para santri menjadi generasi muda yang berakhlak mulia dan berpengetahuan luas.
Pesantren bukan sekadar tempat belajar, tetapi juga menjadi rumah kedua bagi para santri. Guru mampu menjadi figur orang tua di saat santri jauh dari keluarga. Sosok guru selalu memberikan perhatian, bimbingan, dan motivasi supaya santri mencapai potensi terbaik.
Pencarian ilmu pengetahuan di pondok pesantren tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan gelar atau pekerjaan semata. Lebih dari itu, santri belajar memahami hakikat diri, alam semesta, dan hubungannya dengan Sang Pencipta. Santri selalu diingatkan untuk menuntut ilmu dengan penuh ketekunan dan keikhlasan, sebab ilmu bagaikan harta karun yang tak ternilai harganya. Santri juga diarahkan supaya menjadi pembelajar sepanjang hayat dan selalu haus akan ilmu pengetahuan.
Ilmu bukan sekadar kumpulan pengetahuan tentang fakta dan konsep. Tiap ilmu pengetahuan, menyimpan makna dan nilai-nilai yang luhur, menjadikannya sesuatu yang sakral, dan patut dihormati. Ilmu bagaikan cahaya yang menerangi jiwa manusia, membimbingnya keluar dari gelapnya ketidaktahuan. Kesakralan ilmu harus dijaga dengan niat yang ikhlas, menghormati guru dan orang tua yang menjadi perantara sampainya ilmu.
Penting juga untuk mengamalkan ilmu dengan benar dan bertanggung jawab serta menjaga diri dari rasa angkuh. Ilmu merupakan amanah Allah Swt. yang apabila diamalkan dengan benar akan menenangkan jiwa dan mengantarkan para penuntutnya menuju jalan yang diridai Allah Swt. Kesakralan ilmu mampu membangun hubungan batiniyah antara guru dan santri sehingga tercipta chemistry yang kuat antarkeduanya.
Hubungan yang baik antara guru dan santri merupakan landasan penting dalam proses belajar mengajar di pesantren. Adab santri terhadap guru memiliki dasar yang kuat dalam Agama Islam. Rasulullah Saw. bersabda
مَنْ صَنَعَ إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا مَا تُكَافِئُونَهُ فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ
Barangsiapa yang telah berbuat suatu kebaikan padamu, maka balaslah dengan yang serupa. Jika engkau tidak bisa membalasnya dengan yang serupa, maka doakanlah ia hingga engkau mengira doamu tersebut sudah bisa membalas dengan serupa atas kebaikannya. (HR. Abu Daud).
Tentu tak terhitung berapa banyak ilmu serta kebaikan yang telah guru salurkan kepada santrinya. Tidak ada hal setimpal yang bisa membalas semua kebaikan mereka. Maka dari itu, sudah sepatutnya seorang santri selalu berprasangka baik dan menunjukkan rasa ta’dzim-nya terhadap guru. Sebab rida guru akan menjadi jalan terang bagi kehidupan seorang santri. Langitkanlah selalu do’a untuk mereka!
Penyunting: Mauliya Redyan Nurjannah
Leave Your Comments